Senin, 09 Januari 2012
PARA produsen mobil di seluruh dunia tengah bekerja keras untuk membuat kendaraan mereka bisa lebih efisien dan lebih ramah lingkungan dengan menggunakan mesin yang lebih kecil, sistem kelistrikan dan bobot yang lebih ringan.
Anak perusahaan Volkswagen yaitu Scania memperkenalkan sistem Active Prediction yang menunjukkan bahwa komponen teknologi sekunder juga mampu memainkan peranan tersebut. Sistem ini menggabungkan GPS dengan cruise control yang mampu membuat kendaraan memprediksi kondisi jalan jauh di depannya.
Sistem tersebut memprediksi topografi jalan di depan dan secara otomatis mengubah kecepatan kendaraan sesuai kebutuhan. Jika kendaraan mendekati jalan menurun, Scania akan mengurangi kecepatan mesin saat melintasinya. Hal ini juga berlaku saat jalan mendaki.
Sistem Scania menawarkan banyak keuntungan di dataran yang tidak rata, karena pengendaraan di medan yang rata tidak membutuhkan pengaturan kecepatan. Volkswagen memperkirakan sistem ini mampu menghemat bahan bakar hingga 3% dibanding cruise control konvensional.
Selain Scania, Daimler juga telah memperkenalkan teknologi serupa pada 2009 lalu yang juga ditujukan bagi kendaraan truk. Predictive Cruise Control yang diperkenalkan oleh Mercedes-Benz ini juga sama fungsinya seperti pada Scania.
Scania memperkirakan rata-rata truk traktor trailer berbobot 40 ton menjelajah sekitar 180.000 km/tahun. Dengan digunakannya sistem ini diharapkan mampu menghemat biaya sekitar 2.200 Euro (sekitar Rp26 juta) setahun dan mampu mengurangi 4.000 ton CO2 yang terlepas ke atmosfir.
Scania berencana untuk melengkapi sistem Active Prediction pada truk konsumen mulai tahun depan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar